Selasa, 23 November 2010

Kemuliaan Beramal di 10 Awal Dzulhijjah

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Monday, 22 November 2010
قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا الْعَمَلُ، فِي أَيَّامٍ، أَفْضَلَ مِنْهَا، فِي هَذِهِ، قَالُوا، وَلَا الْجِهَادُ، قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ، يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ، وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
(صحيح البخاري)
“Sabda Rasulullah saw: Tiada amal dalam hari hari lebih mulia dari hari hari ini (1-10 dzulhijjah), mereka bertanya: tidak juga Jihad fii sabilillah wahai Rasulullah?, Rasul saw bersabda: tidak juga jihad fi sabilillah kecuali orang yang berjihad dengan dirinya dan semua hartanya, dan tak kembali dg sesuatupun (harta dan nyawanya tak kembali). (Shahih Bukhari).
ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah bersumpah dengan kemuliaan 10 hari bulan dzulhijjah
وَاْلفَجْرِ , وَلَيَالٍ عَشْرٍ ,
Demi waktu fajar, (yaitu waktu Idul Adha yaitu fajar 10 Dzulhijjah), Demi malam malam yg sepuluh,(1-10 dzulhijjah)
وَاشَّفْعِ وَالْوَتْرِ
Demi yg ganjil dan genap, (maksudnya tiada perbedaan antara ganjil dan genapnya kesemuanya 10 malam itu penuh dengan keluhuran), terikatlah kita kepada sabda Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang baru saja kita baca tadi :
مَا الْعَمَلُ، فِي أَيَّامٍ ، أَفْضَلَ مِنْهَا ، فِي هَذِهِ،
tidak ada suatu amal perbuatan, maksudnya sangat besar ibadah pahalanya itu dilipat gandakan oleh Allah subhanahu wata'ala) selain hari - hari ini, yaitu 10 hari di bulan dzulhijjah mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 dzulhijjah.
Hadirin hadirat dijelaskan oleh Al Imam Hujjatul islam Ibn Hajar dan juga didalam syarah nawawi ala shahih muslim, juga para muhaditsin lainnya kalau amal - amal ibadah di 10 hari ini adalah dilipat gandakaan bukan 10 kali lipat tapi 700 kali lipat.Sekali kau menyebut Alhamdulillah tertulis 700 kali kau menyebutnya, sekali kau bershalawat maka terhitung 700 kali bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sekali kau berdoa kepada Allah terhitung 700 kali kau berdoa pada Allah subhanahu wata'ala, inilah rahasia keluhuran namun, dijelaskan oleh Hujjatul islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bahwa terdapat ikhtilaf akan pemahaman hadits ini karna sebagian hadits merujuk bahwa yang dimaksud hadits ini adalah bukan 10 malam pertama bulan dzulhijjah tetapi hari - hari tasyrik yaitu justru sesudah dzulhijjah, Namun kesimpulan dari dua pendapat ini adalah dari mulai 1 dzulhijjah sampai hari tasyrik berakhir kesemuanya termasuk ke dalam hadits ini dan inilah yang sempurna dari yang memaknai hadits ini yang paling sempurna daripada membijaksana yaitu mengambil kesempurnaan dari keseluruhan yang khilaf hingga dari mulai 1 dzulhijjah sampai berakhirnya hari tasyrik, sudah terlipat gandakan amal pahala kita 700 kali lipat.
Hadirin hadirat maka inilah malam malam doa, inilah malam malam untuk memperbanyak istighfar dan munajat, inilah malam malam untuk memperbanyak sujud,untuk memohon cahaya kepada yang Maha memiliki cahaya, maka selalulah berdoa agar Sang Maha Bercahaya melimpahkan kepadamu cahaya, sebagaimana manusia dan makhluk yang paling bercahaya (Nabi saw) selalu berdoa setiap harinya :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِّي نُورًا فِي قَلْبِي
Maka kita pun berdoa (sebagaimana doa nabi saw) :
“Wahai Allah jadikanlah sanubari kami dipenuhi cahaya, jadikanlah telinga kami dipenuhi cahaya (maksudnya pendengaran kita selalu menjadi sebab bercahayanya jiwa kita, bukan maksudnya pendengaran atau telinga kita bercahaya), maksudnya apapun yang kita dengar Allah menutup hal - hal yang hina masuk kedalam pemikiran tapi Allah menjadikan hal - hal yang mulia berlipat ganda maknanya. Mendengar satu hadits atau satu ayat maka telinga menyampaikannya kedalam pemikiran, pemikiran memahaminya jauh lebih besar dari yang di sampaikan oleh telinga. Hadirin hadirat, dan juga menjadikan penglihatan kita bercahaya, maksudnya membuat apa yang kita lihat tembok, warna, bentuk kesemuanya mengenalkan kita kepada sang Maha bercahaya menuntun kita dan membuat kita semakin ingat kepada yang Maha bercahaya “Allah”.
Hadirin hadirat Dialah, Yang Maha Bercahaya dan Maha Menciptakan cahaya, Cahaya Allah bukan menerangi mata, tetapi menerangi jiwa, cahaya Allah tidak bisa dilihat mata namun dilihat jiwa. Hadirin hadirat sebagaimana sabda Nabi Muhammd shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah manusia melewati derajat iman ia akan melewat sampai kederajat ihsan,
الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Al Ihsan Agar kau beribadah seakan kau melihat Allah, jika kau tak melihat Nya maka Dia Melihatmu (Shahih Bukhari) “melihat Allah tentunya bukan dengan bentuk karena bentuk hanya untuk mahkluk, Allah Maha suci dari segala bentuk, namun kewibawaan Nya lah yang telihat oleh sanubari, keindahan terlihat oleh sanubari, cahaya keluhuran terlihat oleh sanubari sehingga semakin sanubari mengenal Allah semakin ia merasa kewibawaan Allah, semakin ia merasa seluruh alam semesta seakan tiada yang ada hanya Allah, walaupun ia, makan, minum, berbicara, bekerja, berumah tangga namun jiwanya tidak mau lepas lagi dari Allah.
Berkata Syekh Al Imam Ahmad al Alawiy mereka berkata mereka manusia melihat kami duduk berbicara diantara mereka padahal jiwa kami ada di puncak puncak tertinggi, selalu bersama keluhuran ilahi, selalu didalam dzikir, selalu didalam ingat kepada Allah selalu di dalam kemuliaan Allah, selalu asyik dalam samudera kerinduan Allah, jiwa seperti inilah yang membuat iblis melarikan diri menjauh sebagaimana terhadap Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu dan dikatakan Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy didalam kitabnya Fathul Baari bahwa ini bukan hanya kepada sayyidina Umar saja tapi terhadap banyak juga para sahabat lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan dalam riwayat yg kuat, bahwa ketika syaiton ingin menggoda seseorang yang ingin melakukan shalat maka ia terhalang untuk mendekat kepadanya selalu mundur dan mundur tidak bisa mendekat, dan disebelah orang yang shalat itu ada yang sedang tidur maka ketika ditanyakan kepada syaiton : “kenapa kamu terus mundur maju mundur tidak bisa mendekat pada orang yang shalat?” maka syaiton menjawab : “bukan orang yang shalat yang tidak bisa kudekati, tapi orang yang tidur ini nafasnya membakarku sehingga membuat aku tidak bisa mendekati orang yang sedang shalat itu, si tidur ini penuh dengan makrifah billah jiwanya, nafasnya penuh dengan dzikir dan saat ia tidur ia tidak lupa membaca doa - doa dan dzikir, tidak lepas dari surat/ayat al kursi, tasbih, tahmid, dan tahlil dan diakhiri dengan :
لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ,لَهُالْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Hadirin hadirat, hari hari yang penuh dengan cahaya keluhuran ini maka bercahayalah, bergemilanglah dengan cahaya keridoan ilahi, terang benderanglah dengan cahaya ketaatan, terang benderanglah dengan dzikir, terang benderanglah dengan sujud, singkirkan dulu dosa - dosa yang sudah niat kau buat nanti waktunya akan datang dan semoga tidak akan pernah datang waktu untuk berbuat dosa, kehabisan waktu untuk terus didalam cahaya luhur dan dengan cahaya luhur ini kau bisa diberi apa yang kau cita - citakan dan lebih dari yang kau cita - citakan.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Fakhrul wujud Abubakar bin Salim “tinggalkan cita - cita mu jika kalian ingin cita - cita kami, namun setelah kalian mengikuti cara yang benar cahaya yang luhur dari tuntunan sang Nabi yang bercahaya luhur, maka kalian akan lihat cita cita kalian itu berdatangan kepada kalian”. 
mereka mendapatkan apa yang mereka cita citakan, yg dahulu mereka tinggalkan demi mencapai keridhoan Allah, maka cita citaannya diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala . hal itu di Dunia dan di akhirah, kalau akhirah sudah jangan bicara lagi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
rahasia keluhuran dzulhijjah sangatlah mulia dan ada satu hal yang perlu saya perjelas tentang masalah puasa arafah yang masih terus dipertanyakan karena perbedaan waktu antara kita dengan Saudi Arabia, walaupun pernah saya sampaikan bahwa arafah itu, hari arafah itu disana bukan disini maka layaknya puasa arafah ikut disana bukan ikut disini, karena arafah itu disana bukan disini, beda dengan perbedaan waktu penentuan puasa bulan ramadhan dan lainnya justru ia mempunyai waktu berbeda, kalau arafah waktunya satu, namun pertanyaan itu saya klarifikasi malam ini jawaban itu karena baru saja saya menyampaikan pertanyaan ini kepada dewan mufti Tarim hadramaut dijelaskan bahwa telah jelas fatwa dari majelis ifta disana (Majelis Ifta adalah majelis dewan para mufti di tarim Hadramaut) bahwa arafah pun mengikuti negerinya masing masing, karena perbedaan mathla’ul hilaal (terbitnya hilal/awal bulan yg berbeda di masing2 wilayah)
oleh sebab itu kita kalau mau puasa arafah kapan ? “besok”
“bagaimana yang hari ini sudah puasa...?”
Boleh dari tanggal 1 dzulhijjah ibadah sunah puasa sampai tanggal 9 boleh boleh saja, (hal itu) masuk hari tarwiyah (yg amal ibadah mulia padanya) jadi besok puasa arafahnya.
“lebaranya kapan?”
Besok malam takbiran insya Allah, dimana ?
diwilayah priok nanti diumumkan saya minta maaf idul fitri jama’ahnya sudah penuh sayanya yang tidak hadir, tapi tahun ini insya Allah sayanya hadir jangan jama’ahnya yang tidak hadir, sayanya hadir jama’ahnya tidak ada, hadirin hadirat inikan bukan idul fitri, kalau idul fitri banyak yang pulang kampung, banyak yang meninggalkan Jakarta, kalau idul adha sebaliknya yang dikampung datang ke jakarta ngambil bagian kurban, (dg nada canda) jadi mudah mudahan tahun ini lebih ramai takbirannya, amin. Masih dalam naungan kemuliaan dzulhijjah pahala dilipat gandakan 700 kali lipat jangan di sia - siakan rahasia keluhuran itu.
Saudara saudari ku yang ku muliakan,
riwayat Shahih Bukhari tentang sejarah makkah dan sejarah haji yang telah dimulai, dimulai dari mulai zaman Nabiallah Ibrahim Alaihi salaam, bahwa Allah telah memerintahkan sebagaimana riwayat shahih bukhari dalam hadits yang panjang Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membawa istinya yaitu Siti Hajar bersama anaknya yaitu Nabi Ismail yang masih bocah di bawa ke makkah al mukaromah, di Makkah belum ada penduduknya saat itu masih padang pasir yang sangat kosong tidak ada satu manusia, tidak ada hewan bahkan tidak ada tumbuhan disitu barangkali ada hewan hewan didalam tanah yang berbisa (berupa kalajengking atau lainnya) biasa itu hewan penghuni padang pasir selalu ada. Maka Siti Hajar ditinggal disitu bersama putranya Ismail oleh Nabiyallah Ibrahim alaihi salam, maka berkatalah Siti Hajar wanita sholehah luar biasa, wanita itu konon lebih sering disebut lemah, wanita lebih lemah dari pria. Namun terbukti bahwa wanita sholehah yang berhati baja sangat membawa keluhuran. Siapa? Siti Hajar alaiha salam salah satu contohnya. Ia ditinggalkan oleh suaminya Nabi Ibrahim bersama bayinya Nabi Ismail alaihi salam.
Maka berkata Siti Hajar :
“Wahai Ibrahim, mau kemana kamu meninggalkan kami?”,
apakah kau akan tinggalkan kami di lembah ini?”,
maka Ibrahim alaihi salam tidak tega menjawab, diam saja dan terus melangkah lalu dikejar oleh Siti Hajar dan berkata :
“wahai Ibrahim kau tinggalkan kami, betul disini? tempat yang tidak ada tempat berteduh sekalipun, apalagi hewan, tumbuhan dan manusia?”
Nabi Ibrahim diam, Siti Hajar bertanya untuk kali yang terakhir,
Ia berkata
“ya Ibrahim, ‘Aaallahu Amaraka bihaadza?, wahai Ibrahim apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat ini? meninggalkan kami? Allah yang perintahkan?”,
Nabi Ibrahim berkata “na’am” (betul)
Maka ucapan Siti Hajar ini menjadi cermin bagi semua pria dan wanita yang beriman hingga akhir zaman seraya berkata siti hajar : “idzan Laa yudhayyi’naa”, kalimat singkat ini membuka rahasia keluhuran hidup sepanjang zaman hingga akhir zaman berakhir hingga manusia menghadap Allah. Apa?
“Kalau sudah Allah yang perintah, tidak akan Dia mengecewakan kami” 
Itu keyakinan bisa membuat kesuksesan berpuluh ribu tahun tidak akan pernah berakhir, karena kalimat itu membuat kita menjadi abadi di dalam keluhuran. Wafat, keluhurannya abadi dunia dan akhirat. Maka Siti Hajar pun tenang, kalau Allah yang perintah tenang, Subhanallah!!. Kalau kita ditinggal suami atau istri, ditinggal oleh istrinya atau ditinggal oleh suaminya nggak tenang. Ini malah tenang, Allah yang perintah. Seribu suami itu tidak ada artinya dibanding kalau perintah Allah.
Hadirin hadirat,
seribu istri pun tidak ada artinya kalau sudah perintah Allah, semestinya demikian, tapi kan kita tidak semuanya mampu. Maka Siti Hajar melihat bocah yang masih kecil Nabi Ismail kehausan, naik ke bukit Shofa barangkali ada kafilah yang lewat, barangkali ada yang lewat kafilah bisa minta air, bisa minta makanan tapi tidak ada, masih penasaran naik ke bukit Marwah, lihat kiri kanan depan belakang nggak ada turun lagi, melihat bayinya mulai nangis kehausan, naik lagi ke bukit Shofa sampai tujuh kali, kali yang ke tujuh adalah di bukit Shofa, Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa Marwah Shofa, di dekat bukit Shofa ia lihat Jibril alaihissalam, Malaikat Jibril alaihissalam turun dan berkata : Jangan kau takut dan jangan kau risau, anak ini dan ayahnya akan membangun Baitullah Ka’bah AlMusyarofah di tempat ini, jangan kau takut.
Maka keluarlah air dari dekat kakinya Siti Hajar alaihassalam lalu Siti Hajar langsung mendekati air itu dan berkata “zam…. Zam…” yang artinya “berkumpul.. berkumpul..”, sampai sekarang disebut air zam zam. Air itu pun dikumpulkan karena kan tanah, tanah kan kalau kena air berlumpur, jadi dibikin semacam pagar jadi lumpurnya kering sendiri di pinggirnya jadi air itu tidak tumpah kemana – mana dan dibikinkan semacam bukit kecil oleh Siti Hajar alaiha salam. Itu awal nama kalimat zam zam, dari ucapan Siti Hajar “zam zam”, yang artinya “kumpul kumpul” agar airnya tidak tumpah mengalir kemana mana, maka ia pun minum ternyata rasanya lebih lezat dari semua air.
Kita lihat asal muasalnya air zam zam itu darimana. Air itu beda rasanya dengan semua air yang ada di dunia, asal muasalnya dari kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami. Kesabaran dan keteguhan cahaya iman itulah yang membuat air zam zam itu membawa manfaat yang lebih dan juga membawa rasa yang lebih daripada semua air yang ada di muka bumi. Sebab apa? sebab taqwanya Siti Hajar alaiha salam dan kesabarannya terhadap perintah Allah. Air zam zam jadi air yang paling mulia di dunia, demikian dijelaskan didalam kutubulfuqaha (kitab kitab pembahasan para ahli fiqih), namun ada air yang lebih mulia dari air zam zam, tapi kita tidak kebagian, yaitu air yang keluar dari jari – jari Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam, tidak ada bandingannya dengan air yang ada di surga pun, masih lebih mulia air yang keluar dari jari – jari Rasulullah sholallahu alihi salam, karena keluar dari belahan tubuh Sayyidina Muhammad sholallahu alihi salam. Sedangkan Siti Hajar, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan semua manusia dibawah panji Muhammad Rasulullah sholallahu alihi salam.
Kembali kepada cerita air zam zam ini, sejarah air zam zam. Lalu hadirin – hadirat, kafilah lewat, melewati lembah Makkah, belum ada orang di Makkah belum jadi kampung, belum ada orang masih sepi, saat itu kafilah melihat ada burung, ini burung yang seperti ini menunjukkan ada air dekat sini, kita puluhan tahun lewat sini tidak pernah ada air, demikian riwayat Shahih Bukhari dengan hadits yang panjang. Maka, ayo coba kita lihat kesebelah situ, dilihat ditemukanlah satu danau kecil yang airnya terus mengalir deras, dipinggirnya duduk seorang wanita bersama bayinya yaitu Siti Hajar dan Nabi Ismail alaihimasshalaat wa alayhimassalaam, maka berkatalah mereka: “wahai ibu, boleh kami minum dari air ini?”, menjawab siti Hajar : “boleh, tapi bukan milik kalian”. Karena di zaman itu kalau bukan miliknya nanti diusir Siti Hajar dari situ, cara mereka di zaman itu. “silahkan minum Tapi bukan milik kalian, minum boleh, ambil semua silahkan, air tidak ada habis – habisnya. Mereka minum, diberikan minum pada hewan – hewan, mandi, semua mereka memakai air tidak habis – habis, terus keluar, keluar, keluar. Ini air ajaib, kalau begitu kita bikin kampung saja disini, kalau ada air ajaib ini semua orang butuh air, semua orang banyak lewat sini, kafilah, yang mau ke Irag yang mau ke wilayah mana yang lewat di situ banyak, pasti akan berhenti di sini, karna ada danau yang tidak ada habis habisnya dan rasanya berbeda, mulailah mereka membuat perkampungan, itulah sejarah kota Makkah. Jadi Sejarah Kota Makkah itu berasal dari wanita yang shalehah Siti Hajar alaiha salam.
Saudara saudariku yang kumuliakan,
Saya kembali kepada kalimat “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.”, jadilah kota Makkah, jadilah air Zam zam, jadilah Shofa dan Marwah itu harus di lewati dari rukun haji, bolak balik melewati langkah kaki kesabaran Siti Hajar alaihassalam, untuk menyelamatkan Nabi Ismail dari Shofa marwa Shofa Marwa bulak balik 7 kali itu menjadi rukun Haji.
Hadirin hadirat yang dimuliakan,
Untuk mengambil keberkahan yang di perbuat Siti Hajar alaiha salam. Kemudian Siti Hajar makin lanjut usia dan Nabi Ibrahim juga semakin dewasa lalu menikah, setelah menikah maka Siti Hajar alaiha salam wafat, berkatalah Siti Hajar alaiha salam “hai anakku Ismail, nanti ayahmu akan datang, dulu saat kau masih bayi, aku di datangi Jibril saat mencari air sampai di bukit Shofa bertemu Jibril, kata Jibril engkau dan ayahmu akan membangun Baitullah di sini, kalau ayahmu datang nanti aku sudah wafat sampaikan salamku padanya dan engkau akan membangun Baitullah bersama ayahmu”. Tidak lama datanglah Nabiyullah Ibrahim yang sudah lanjut usia, berjumpa dengan nabi ismail dan mereka saling berpelukan, kembali saling kenal karena keduanya adalah Rasul nya Allah subhanahu wata'ala.
Maka berkatalah Nabi Ibrahim :“kemana ibu?”, “ibu sudah wafat ayah”. “iya kita di perintah untuk membangun Baitullah di sini”
Merekapun membangun Baitullah, Baitullah itu sudah ada dari zaman Nabi Adam, dalam kitab kitab tafsir, Ka’bah itu diturunkan dari langit oleh Allah subhanahu wata'ala, untuk supaya Nabi Adam kalau rindu bisa lihat Ka’bah, kalau rindu kepada Allah, ka’bah diturunkan dari sorga, dan Posisi ka’bah itu sejajar langsung dengan Arsy nya Allah subhanahu wata'ala, hadirin hadirat namun hancur setelah kena banjir dan usia puluhan ribu tahun, juga banjir Nabiyallah Nuh dan lain sebagainya tidak ada lagi yg tersisa, maka jauh lama waktu kemudian barulah disuruh bangun lagi. Dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim diam saja karena sudah lanjut usia, Nabi ismail ambil batanya, batanya terbuat dari tanah, satu satu di susun terus, Nabi Ibrahim yang menaruh, Nabi smail yang mengambil, terus sampai kemudian selesai mereka mengelililnginya selama 7 kali, sambil memeriksa apakah masih ada yang lowong atau masih ada celah, setelah 7 kali di putari maka berdiri Nabi Ibrahim di tempat yang kini di sebut makam Ibrahim, tapi sudah diratakan oleh masa sempalan abad ke 18 ini, mereka mengatakan itu syirik dan harus diratakan, padahal disitu ada telapak kaki Ibrahim diatas batu jelas terlihat, kalau kalian beli foto Ka’bah zaman dahulu, kalian akan lihat ada semacam kubah yang terbuat dari emas itu adalah telapak kaki Nabi Ibrahim didalamnya ditutup seperti kawat emas, diatasnya ada sedikit kubah seperti masjid kecil, itu dekat Ka’bah, itu maqam Ibrahim, Sunnah shalat sunnah disitu, bukan makamnya bermaknay kuburan, namum “maqaam” berarti tempat berdiri.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Nabi Ibrahim berdiri di tempat itu dan berdo’a "Rabbana taqabbal minna, innaka antassamii’ul ‘aliim."
Itu do’anya Nabi Ibrahim saat selesai membangun Ka’bah, maka itulah salah sebagian dari sejarah haji, kita mengenal minah dengan melakukan Sa’i naik turun kesana kemari, kenapa? Karena kita tidak mampu mendapat perintah seperti Siti Hajar itu tapi paling tidak Allah ttidak mau ummat ini tidak kebagian pahalanya, harus kebagian pahalanya juga, pahalanya Siti Hajar, bagaimana cara melibatkannya, ikut melintasi langkah langkah yang dilewati Siti Hajar dari Shofah ke Marwah, lalu ummat ini tidak kebagian pahalanya membangun Ka’bah seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ikut tawaf, mengitari 7 kali sambil berdzikir, lalu tidak kebagian kemulian do’a selesai membangun Ka’bah dengan do’a tsb, maka Ummat ini di sunahkan shalat sunah di tempat berdiri dan berdo’anya Nabi Ibrahim alaihi salaam, arafah adalah tempat berjumpanya Nabi Adam dan Siti Hawa, demikian salah satu pendapat.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Riwayat yang Shahih dari Shahih Bukhari tetntang sejarah kota Makkah dan sejarah Ka’bah di bangun kembali.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Dari kalimat itu “idzan laa yudhayyi’naa” kalau Allah yang perintahkan, tidak akan Dia mengecewakan kami.” Kalau begitu, Dia Allah tidak akan mengecewakan kita… kalau sudah Allah yang perintah, ini harus kita pegang, perintah Allah itu tidak akan membuat kita kecewa kalau kita jalankan dengan benar, mampu tapi kalau kita tidak mampu lihat dari pada kemuliaan yang Allah berikan kepada kita, kita di beri kesempatan untuk tawaf, sa’i, untuk dapat keberkahan kemuliaan pahalanya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Siti Hajar disaat dalam kehausan dan itu tidak tahu bahwa langkah kakinya dari shofa ke marwa bolak balik itu akan Allah jadikan di lintasi puluhan juta manusia, ribuan tahun setelah ia wafat kelak untuk mendapatkan keberkahan pahala perbuatan sabarnya Siti Hajar alaihi salaam. Demikian juga kurban, kurban Nabi Ibrahim alaihi salaam, kita siapa yang mampu disuruh menyembelih anaknya, kita kebagian pahalanya menyembelih kurban. Hadrin hadirat riwayat shahih Muslim, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sudah berkurban sebelum kita berkurban, pahala kurbannya Rasul saw sudah sampai kepada kita sebelum kita lahir, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sudah berkurban dengan do’a :
“Wahai Allah terimalah kurban ini dari muhammad, dari keluarga Muhammad, dari ummat Muhammad”. Seluruh Ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sudah kebagian pahala kurbannya dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk seluruh ummatnya, di Hadits lain, untuk ummatku yang berkurban.
Hadirin hadirat yang di muliakan Allah,
Kita berkurban untuk mendapatkan pahala, namun siapa yang diantara kita yang mau berkurban untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berkurbannya berkorban untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin, al Imam Abul ‘Abbas Muhammad bin Ishaq Attsaqafy, sudah sering saya jelaskan dia menyembelih 12 ribu ekor kambing untuk pahalanya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita kalau belum mampu berkurban, maka berkorbanlah untuk Nabimu Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, perbuatlah hal - hal yang beliau senang.
Dan mengenai musibah musibah yang datang jangan risau karna semua musibah itu digantikan dengan pahala, dan Rasul saw mengajarkan, di jelaskan barang siapa yang kehilangan 3 anaknya, wafat 3 anak darinya, Maka itu menjadi benteng baginya dari api neraka, lihat bagaimana Allah membayar kesedihan lebih dari pada kesedihan itu sendiri, para sahabat bertanya "Bagaimana kalau hanya 2 yang wafat dari anaknya?", Rasul saw berkata “Walaupun 2 anaknya yang wafat Allah jadikan itu benteng darinya dari api neraka”. Kalau kita punya 1000 anak lalu semuanya mati itu belum bisa membayar ucapan dari Allah dengan ucapan “Benteng baginya dari api Neraka”. Hadirin hadirat tapi kesedihan kita dibayar beribu kali lipat oleh Allah dengan bebasnya kita dari api neraka kalau kehilangan anaknya wafat diambil oleh Allah swt yang sangat ia cintai.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausyiah ini, setelah ini kita berdzikir sebagaimana biasa setiap malam kita berdzikir Jalaallah, selama 40 malam mungkin kita teruskan sampai kedatangan guru mulia kita pada 27 Desember, Insya Allah acara malam selasa di monas dan mohon do’anya juga acara selanjutnya di Glora Bung karno, pada tanggal 31 Desember atau malam 1 januari (malam tahun baru) dua kali acara terpaut hanya 4 hari, semoga acara kita sukses, namun rintanganya banyak sekali tapi kita tahu rintangn rintangan itu semoga hanya sebagai modal untuk suksesnya acara itu lebih sukses, amin Allahumma amin, dan kita berdo’a saudara saudara kita yang terkena musibah semoga Allah jauhkan musibah dari jakarta ini dan Allah jadikan hujan membawa musibah menjadi hujan pembawa Rahmat, kita berdzikir beberapa minggu yang lalu sudah mulai reda, hujan jakarta tidak kena banjir, hujan tapi hujannya tidak membawa banjir, gunung gunung statusnya sudah mulai turun, hanya kemarin saya agak sedikit kesal itu, mengapa? (dg nada canda) Sudah statusnya turun semua, saya lupa gunung bromo atau gunung semeru itu, malah di kasih sesajen di lempari kepala kerbau, ya sekarang berubah lagi statusnya naik, Laa haula wala quwata illa billah... Gunung sudah kita tenangkan, dengan dzikir dengan do’a dengan jakarta seluruh wilayah mendo’akan , di kasih sesajen marah lagi gunungnya (dg nada canda), gunung itu hamba Allah, hamba Allah tunduk kepada kewibawaan nama Allah swt.
Hadirin hadirat mari kita berdzikir menenangkan alam semesta ini dengan keagungan Nama Nya Yang Maha Luhur dan menenangkan jiwa kita dengan ketenangan dan kesejukan yang ada hanyalah Nama Allah swt, dan membuka seluruh rahasia keluhuran dhohir dan bathin dunia dan akhirat dalam kematian dan kehidupan kita yaitu keagungan Nama Allah, smoga terhapus seluruh dosa dosa kita, semoga Allah limpahi keberkahan, kemuliaan, keluhuran, kesucian, dan kemakmuran di hari mendatang dunia dan akhirat.
Wahai pemilik dunia dan akhirat
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Wasiat Rasulullah saw di Haji Wada

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Sunday, 14 November 2010
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ حَجَّةِ اْلوَدَاعِ: لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw didengarkan oleh para jamaah haji : "Jangan kalian berbalik setelah aku wafat kepada kekufuran dengan saling membunuh" (Shahih Bukhari)
ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الطَّيِّبَةِ الطَّاهِرَةِ...
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menguasai kerajaan langit dan bumi, dan Maha Tunggal mengaturnya, memberikan kekuatan kepada hamba-Nya dengan kadar kehendak-Nya. Allah subhanahu wata'ala menguasai kekuatan dan tidak memberi kekuatan kepada hamba-hamba-Nya yang lain melebihi kekuatan yang diberikan kepada manusia. Para khalifah yang menjadi penguasa di muka bumi, menguasai segala sesuatu yang ada di bumi untuk tunduk kepadanya, sebagaimana firman-Nya:
أَنَّ الأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
(الأنبياء: 105 )
" Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh" ( QS. Al Anbiyaa: 105 )
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Merekalah yang menjadi rahasia penguasa yang hakiki di muka bumi, walaupun mereka tidak terlihat, namun Allah memberikan kemampuan dan kekuatan kepada mereka, tentunya bukan dengan kekuatan lain selain dengan doa, kekuatan dzikir, kekuatan takwa, kekuatan munajat untuk membentengi musibah, bukan hanya membentengi musibah, bahkan menyingkirkan dan menundukkan musibah langit, lautan, gunung, sebagaimana janji Allah subhanahu wata'ala, dan tanpa mereka berdoa pun Allah telah mengamankan bumi dengan keberadaan mereka, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :
يَذْهَبُ الصَّالِحُونَ الأَوَّلُ فَاْلأَوَّلُ وَيَبْقَى ‏حُفَالَةٌ ‏‏كَحُفَالَةِ الشَّعِيرِ أَوِ التَّمْرِ لاَ يُبَالِيهِمُ اللَّهُ بَالَةً
(صحيح البخاري)
“Orang-orang shalih telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorangpun kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun.” ( HR. Bukhari )
Para shalihin satu persatu wafat, sehingga di lingkungan suatu masyarakat tidak tersisa lagi orang shalih kecuali sampah-sampah yang tidak berarti di mata Allah sehingga Allah tidak peduli atas apa yang akan menimpa mereka setelah kewafatan para shalihin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan kepada kita bahwa dengan keberadaan para shalihin itu maka Allah peduli dengan keadaan penduduk bumi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ
( الأنفال : 33 )
" Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu(Muhammad) berada di antara mereka" (QS. An Anfal:33)
Tiada akan datang siksa kepada mereka (yang jahat) selama Engkau (nabi Muhammad) berada diantara mereka. Tetangga nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang jahat telah aman dari siksa Allah karena masih ada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Allah melanjutkan firman-Nya:
وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
(الأنفال : 33 )
"Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun" ( QS. Anfal: 33)
Allah tidak akan menurunkan siksa kepada hamba-Nya selama mereka memohon pengampunan. Istighfar memohon pengampunan itu jangan dianggap remeh karena hal itu menampik musibah, dan sebaliknya perbuatan dosa itu seakan menciptakan musibah. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
(الشورى : 30 )
" Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu" (QS. As Syuura: 30 )
Semua musibah yang menimpa kalian itu adalah sebab dari perbuatan kalian sendiri, namun dibalik itu Allah telah lebih banyak memaafkan daripada menimpakan musibah atas balasan dari perbuatan jahat mereka. Sungguh beruntung orang-orang yang diberi musibah di dunia dan dibebaskan musibahnya di akhirah dan merugilah orang yang tidak diberi musibah di dunia namun ditimpa musibah di akhirah, dan sangat beruntung orang yang diselamatkan dari musibah di dunia dan diselamatkan pula dari musibah di akhirah, siapakah mereka?, mereka adalah yang mengikuti tuntunan rahmatan lil'alamin, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Untuk itulah Muhammad Rasulullah diturunkan ke muka bumi kepadaku dan kalian, agar mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diutus ke muka bumi adalah untuk membawa rahmat agar kita aman di dunia, segala seuatu apapun sudah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar segala musibah bisa terjauhkan dari kita. Diriwayatkan dalam sebuah riwayat selain Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah bersabda : "barangsiapa yang membaca (berdoa)":
بِسمِ اللهِ الَّذِي لا يَضُرُّ مَعَ اسمِهِ شَيءٌ في الأرْضِ وَلا في السّماءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Siapa yang membaca doa itu 3 kali di pagi hari dan sore hari maka ia tidak akan ditimpa musibah di hari itu. Dan dalam riwayat Al Imam Ibn Daud disebutkan bahwa orang yang membaca doa itu tidak akan ditimpa musibah yang datang secara tiba-tiba di hari itu. Kok gampang banget bib?, ucapannya sangat mudah namun makna kalimatnya sangat agung yang harus difahami : "Dengan nama Allah, tidak akan membawa mudharat jika bersama nama-Nya apapun yang ada di langit dan di bumi dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui", sirnalah segala bahaya di langit dan bumi terhalangi dan terbentengi dengan nama Allah subhanahu wata'ala. Siapa yang menciptakan musibah?, Allah lah yang menciptakan musibah, dan kenikmatan siapa yang menciptakan? Allah juga yang menciptakan, cuma bedanya bahwa musibah di muka bumi ini adalah penghapusan dosa bagi ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. ( Jadi kalau saya sudah baca doa tadi Bib tetapi masih mendapat musibah, berarti nabi bohong dong?!), tidak demikian, akan tetapi mungkin saja ada seribu musibah yang ada dihadapanmu telah Allah singkirkan dan hanya satu yang menimpamu. Kita tidak mengetahui misalnya tiba-tiba besok kita terkena stroke hingga wafat, puluhan tahun terbaring tidak bisa bergerak, namun Allah gantikan hanya dengan terkena flu misalnya. Tetapi semakin kuat kita menghadirkan makna dari ucapan (doa) itu, maka semakin banyak musibah yang tersingkirkan. Dan para shalihin dan para 'arif billah tidak membaca dzikir itu hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk seluruh ummat. Mereka niatkan dzikir itu untuk gunung-gunung berapi, gempa bumi dan lainnya. Mereka dekatkan dekatkan ke dalam hatinya agar diturunkan cahaya Allah di barat dan timur untuk menenangkan semua musibah itu, maka jutaan musibah yang akan reda disebabkan niat para shalihin, jadi semakin para para shalihin maka akan semakin aman, sebaliknya semakin tidak ada para shalihin maka akan semakin banyak musibah, wal'iyadzubillah. Dan semakin banyak yang mengamalkan sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam maka akan semakin aman, paling tidak untuk dirinya sendiri. Namun doa para shalihin bukan lagi untuk diri mereka sendiri tetapi doa mereka untuk ummat. Hujjatul Islam wabarakatul anam Qutbulanfas Al Imam Umar bin Abdurrahman Al Atthas Shahib Ar Ratib, beliau adalah seorang hujjatul islam, apakah hujjatul islam itu? Yaitu yang hafal lebih dari 30000 hadits beserta sanad dan matannya, dan derajat keshalihan dan kemakrifatannya pun memuncak di masanya, beliau adalah guru dari hujjatul islam Al Imam Abdullah bin Alwy Al Haddad, dimana beliau juga mempunyai murid seorang hujjatul islam juga yaitu Al Imam Ahmad bin Zein Al Habsyi, demikian mereka para ulama lautan-lautan ilmu dan lautan makrifah, Diriwayatkan bahwa Al Imam Umar bin Abdurrahman Al Atthas ini di saat shalat tahajjud beliau selalu mengulang-ulang doa :
اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ
" Wahai Allah berilah kami (orang-orang muslim) hidayah, seperti orang yang telah Engkau beri hidayah "
Hingga adzan subuh, beliau terus mendoakan seluruh penduduk bumi agar mendapatkan hidayah, yang muslim agar Allah tambah hidayahnya dan yang non muslim agar diberi hidayah, hanya itu doanya sepanjang malam, maka pahala semua orang yang mendapat hidayah maka Al Imam Abdurrahman Al Atthas mendapatkan bagian dari itu, kenapa? karena Rasulullah telah bersabada dalam riwayat Shahih Muslim: "Ketika seseorang yang mendoakan saudara muslim lainnya maka berkatalah malaikat: amin walaka mitsluh (bagimu seperti doamu)", jika mendoakan untuk seluruh muslimin, Maka hidayah sampai kepada mereka atau tidak namun malaikat berkata : "amin, semoga engkau mendapat hidayah sebanyak jumlah muslimin", dan hal itu tidaklah sulit bagi Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana firman-Nya:
وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ
( إبراهيم:20 / فاطر:17 )
" Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah" (QS.Ibrahim:20/ QS. Fathir:17 )
Dan Allah subhanahu wata'ala berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
( الملك:15 )
" Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" (QS. Al Mulk: 15 )
Renungilah ayat ini, Allah telah menjadikan bumi ini dzaluul yang artinya tunduk atau patuh, seperti keledai atau hewan lainnya yang ketika ditunggangi dia hanya diam saja. Dan Allah telah menundukkan bumi untuk kita sehingga kita bisa berjalan diatasnya, jika Allah tidak tundukkan bumi ini untuk kita maka bumi ini akan gempa atau goyang dan lain sebagainya. Dan juga kita memakan rezeki yang ada di bumi ini kemudian kepada Allah kita akan kembali. Akhir dari ayat ini menjadi penentu perbuatan bumi terhadap kita, bahwa kita akan kembali kepada Allah subhanahu wata'ala, jika kita telah lupa bahwa kita akan kembali kepada Allah subhanahu wata'ala, maka berubahlah sifat gunung dan bumi, dia tidak lagi tunduk kepada kita, bahkan kita yang akan diinjak-injak oleh bumi, disiksa oleh gunung, debu, banjir dan bencana alam yang lainnya, kenapa ? karena kita tidak merenungkan kalimat terakhir dalam ayat ini : وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ ( Dan hanya kepada-Nya lah kalian kembali). Saya perjelas, namun jangan tersinggung dulu karena majelis ini disiarkan di streaming seluruh dunia, namun jamaah yang disini insyaallah tidak akan tersinggung, cuma yang menyaksikan di luar saya mohon jangan tersinggung dulu. Bahwa dari 21 gunung yang telah dikabarkan aktif itu hampir berada di wilayah-wilayah yang penduduknya bukan orang shalih (maaf) bahkan kebanyakan dari mereka menyembah selain Allah seperti ratu Kidul dan yang lainnya, dan bukanlah termasuk ummat nabi Muhammad yang baik (maaf), maka hal ini merupakan salah satu teguran, tapi (jangan marah dulu) hal ini juga kesalahan para da'i dan ulama' juga, para dai tidak sampai kesana, namun jangan saling menyalahkan diantara para da'i atau menyalahkan para da'i yang di Jakarta. Sebaiknya kita berdoa saja semoga Allah memperbanyak para shalihin , amin. Jadi gunung-gunung berapi itu sebenarnya berdakwah mengambil posisi para da'i karena para da'i yang disana tidak mau bergerak, maka gunung-gunung itu berkhidmah kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, ketika gunung-gunung berbuat demikian maka Masjid dan mushalla menjadi ramai, banyak yang berdoa kepada Allah, banyak yang menangis dan bermunajat memanggil nama Allah, banyak yang mengucapkan kalimah Allahu Akbar, Laailaaha illallah yang sebelumnya tidak mereka perbuat. Hal ini menunjukkan seakan-akan gunung-gunung itu berbicara kepada kita : " Mampukah kalian datang kepada kami untuk berdakwah, jika kalian tidak mampu maka jangan salahkan kami jika kami ingin membantu sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam". Dan walaupun kita mampu mencapai kesana, cuma kita agak sedikit tersinggung, kenapa? gunung merapinya disana mengapa debunya dikirim kesini, bisa-bisa batuk tersebar di Jakarta dalam 2 tau 3 hari ini terkena debu gunung semeru, jika engkau mengirim debu maka kami akan mengirim cahaya Allah dalam doa dan dzikir kesana, kita yang disini mengirim cahaya doa kepada Allah kesana, mungkin ada yang merasa aneh dengan ucapan saya, tetapi ingat firman Allah subhanahu wata'ala:
فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا
( الأعراف: 143 )
" Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh" (QS. Al A'raf: 143 )
Ketika Allah menampakkan cahaya kewibawaan-Nya maka membuat gunung hancur lebur. Kita brdzikir dengan nama Allah itu mneyingkap rahasia cahaya kewibawaan Allah, semoga di saat kita berdzikir Allah tunjukkan cahaya kewibawaan-Nya kepada semua gunung yang aktif agar mereda laharnya dengan cahaya kesejukan Allah. Lalu bagaimana dengan mereka yang belum beriman?, semoga Allah jadikan bagi mereka ledakan hidayah bukan ledakan gunung-gunung merapi, ledakan orang-orang yang taat dan banyak bersujud dan beriman kepada Allah subhanahu wata'ala, amin allahumma amin. Kita sedikit merasa risau juga jika dengan keadaan yang seperti ini nanti justru akan semakin banyak non muslim yang berdakwah kesana, dan semakin banyak pula orang-orang yang meninggalkan ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Saya punya rencana untuk berangkat kesana bersama Habib Hud dan para da'i yang lainnya untuk mendatangi gunung-gunung, namun bagaimana dengan Jakarta yang merupakan ibukota negara muslimin terbesar dan paling banyak maksiat di tempat ini, jika Jakarta ditinggal maka khawatir Jakarta yang akan terkena musibah seperti banjir dan lain sebagainya. Jakarta juga perlu majelis dzikir, majelis ta'lim dan lainnya, ya sudah kita doakan saja mereka yang disana, dan jika ada diantara saudara-saudara kita yang peduli ingin berangkat kesana silahkan, Namun kita harus membina wilayah kita dahulu sebelum wilayah yang lainnya. Wilayah kita ini insyaallah akan kedatangan tamu agung Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan akan dilaksanakan acara besar pada malam Selasa tanggal 27 Desember 2010 di Monas, doa dan dzikir yang insyaallah akan mengamankan Jakarta dan seluruh bangsa kita, kita berharap yang hadir lebih dari 5 juta muslimin muslimat, acara selanjutnya pada tanggal 31 Desember 2010 insyaallah di Gelora Bung Karno, mudah-mudahan acara ini sukses. Seperti yang kita ketahui di malam tahun baru penuh dengan maksiat namun kita penuhi malam tahun baru dengan doa dan munajat, semoga Jakarta ini Allah percepat untuk menjadi Kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang kemudian berlanjut ke wilayah-wilayah lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kita mengingat hari ini adalah tanggal 1 Dzulhijjah, tanggal 1 Dzulhijjah ini mengingatkan kita kepada firman Allah subhanahu wata'ala tentang 10 malam luhur mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah :
وَالْفَجْرِ ، وَلَيَالٍ عَشْرٍ ، وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ ، وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
(الفجر: 1-4 )
" Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu" (QS. Al Fajr: 1-4 )
Sebagian ulama' menjelaskan bahwa waktu Fajar adalah fajar di hari idul adha, dan 10 malam itu adalah malam 1 Dzulhijjah sampai malam 10 Dzulhijjah. Dan sebagian mengatakan 10 malam terakhir bulan Ramadhan, namun pendapat yang lebih kuat adalah 10 malam Dzulhijjah karena di dalam ayat itu disebutkan "Demi yang genap dan yang ganjil", namun di sepuluh malam terakhir ramadhan adalah malam-malam yang ganjil. Disunnahkan di hari-hari ini berpuasa, mulai dari tanggal 1 Dzulhijjah hingga tanggal 9 Dzulhijjah bagi yang tidak menunaikan ibadah haji atau umrah. Yang paling utama adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari Arafah. Dan juga disunnnahkan untuk berkurban, dan sebelum kita berkurban Rasulullah telah lebih dahulu berkurban untuk kita, hal ini menjadi dalil dibolehkannya mengirimkan amal karena Rasulullah telah mengirimkan amal untuk semua ummatnya sebelum ummatnya lahir. Sebagaimana riwayat Shahih Muslim, saat beliau shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih kurban beliau berdoa:
اَللّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
" Ya Allah terimalah (qurban) ini dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari ummat Muhammad"
Maka seluruh ummat nabi Muhammad shallallhu 'alaihi wasallam telah mendapatkan bagian dari pahala kurban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Al Imam Abu Abbas Muhammad bin Ishaq Atssaqafi, salah seorang murid Al Imam Bukhari yang menyimpan lebih dari 5000 fatwa dari anad Imam Malik, bahwa ia berkurban sebanyak 12 ribu ekor kambing dan pahalanya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, adakah diantara kita yang bisa membeli 12000 ekor kambing?!, lalu dia menghatamkan 12000 kali khatam Al qur'an dan pahalanya untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Kurban itu hukumnya sunnah muakkadah bukan wajib, demikian pula aqiqah hukumnya sunnah muakkadah, namun ada yang hukumnya fardhu (wajib) yaitu membantu dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Tentunya kalian faham makna ucapan saya mengarah kemana. Membantu dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib) bagi setiap ummat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka yang tidak peduli dengan dakwah dan perjuangan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka dikhawatirkan akan wafat dalam keadaan su'ul khatimah. Karena jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada di saat ini, maka beliau akan berjuang untuk memperluas dakwah beliau. Dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat, maka cita-citanya terwariskan kepada ummat beliau, aku dan kalian. Mereka yang menerima cita-cita itulah yang benar-benar berbakti kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(التوبة: 100)
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar" (QS. At Taubah: 100)
Semoga Allah jadikan kita diantara para pengikut muhajirin dan anshar, apa yang mereka dapatkan?, hal yang paling berharga dari segala anugerah Allah yaitu Allah ridha kepada mereka dan mereka pun juga ridha kepada Allah. Tidak ada anugerah yang lebih berharga dari hal ini karena terdapat dalam riwayat Shahih Al Bukhari, bahwa ketika manusia masuk kedalam surga kemudian Allah memanggil mereka dan berkata: "maukah kalian Aku beri anugerah yang lebih dari semua ini?", maka mereka berkata: "wahai Allah, anugerah apa lagi yang lebih dari semua ini?", nikmat apa lagi, surga telah Allah berikan kepada kita meskipun kita telah banyak berbuat dosa namun Allah ampuni, maka Allah subhanahu wata'ala menjawab:
أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ، فَلاَ أَسْخُطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبدًا
"Kuhalalkan ridha-Ku untuk kalian, dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya"
Maka jelaslah bahwa keridhaan Allah merupakan anugerah yang terbesar, yang ditawarkan kepada kita jika kita mau membantu perjuangan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana jika kita ingin bersama muhajirin dan anshar. Saudara saudariku, ibukota negara muslimin terbesar di dunia ini saat ini sedang mulai merangkak untuk bangkit, maka bantu dan dukunglah perjuangan dakwah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di pusat kekuatan basis Islam terbesar di dunia yaitu Indonesia ini. Jika di wilayah Indonesia ini bangkit, maka Allah akan percepat kebangkitan di tempat-tempat yang lain, maka kita akan terlibat dalam kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kita ketahui belum pernah ada maulid di seluruh dunia yang di hadiri oleh jutaan orang, namun hal itu kita temukan di Jakarta, Alhamdulillah. Acara-acara dzikir akbar doa yang begitu dahsyatnya, seperti acara Nisfu Sya'ban, Isra' Mi'raj, haul ahlu Badr dan lainnya yang dihadiri oleh jutaan kaum muslimin muslimat, sampai tidak ada tempat yang mencukupi kecuali Monas, dan nanti akan diusahakan di gelora Bung Karno karena acara bertepatan dengan malam tahun baru. Dan berhati-hatilah dengan jangan sampai meniup terompet di malam tahun baru, terompet itu mainan dan boleh anak-anak kita memainkannya, namun jangan di malam tahun baru, karena meniup terompet di malam tahun baru itu seakan-akan menampakkan kemenangan dakwah non muslim di bibir kita atau di bibir anak-anak kita, mereka menang dan kita kalah. Terompet itu adalah terompet kemenangan mereka, namun kalau ditiup selain malam tahun baru itu lain lagi, itu dianggap mainan anak-anak. Maka yang mempunyai niat utuk jual terompet di malam tahun baru gagalkan niatnya, lebih baik niat jual siomay saja di acara malam tahun baru. Terus orang yang jual terompet bib gimana hukumnya?, jangan kita ganggu kasihan, kalau kita mau jika ada orang yang jual terompet maka kita borong semuanya kita bayar kemudian kita bakar, daripada dibeli orang lain dan di malam tahun baru akan ramai dengan bunyi terompet yang mengumandangkan kemenangan non muslim, maka lebih baik kita borong kemudian kita bakar.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Haji Wada' yang terjadi pada tahun ke 10 H, setelah perjanjian Hudaibiyah tahun ke 6 H, seperti yang dijelaskan malam selasa lalu, bahwa Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam keluar menuju Makkah untuk melakukan Ihram namun dihalangi oleh kuffar quraiys. Dalam riwayat Shahih Al Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah melakukan umrah sebanyak 3 kali, dan yang ketiga adalah di saat haji wada', inilah haji dan umrah nabi yang terakhir sehingga disebut hajjatul wada'. Al wada' artinya perpisahan. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada tahun ke 10 H keluar bersama kaum muslimin untuk melakukan hajjatul wada', di saat itu datang sayyidina Ali bin Abi Thalib kw dan sayyidina Khalid bin Walid RA dari Yaman yang ketika itu mereka diperintahkan untuk berdakwah disana oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka sepulangnya mereka langsung menyusul ke Makkah Al Mukarramah dan bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah Al Munawwarah. Di dalam salah satu khutbah beliau adalah hadits yang kita baca tadi , kaum muslimin mendengarkan khutbah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dalam salah satu riwayat dihadiri oleh 60 ribu sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan dalam riwayat lainnya kurang dari jumlah itu, tapi yang mengatakan jumlah sahabat nabi yang hadir di khutbah itu maksimal 60 ribu itu adalah menukil dari kejadian haji wada'. Dan ketika itu mukjizat nabi terlihat, dimana nabi berbicara di atas ontanya, dan suara beliau terdengar sama antara orang yang terdepan dan yang paling belakang, padahal di saat itu tidak ada microphone dan yang hadir 60 ribu, majelis malam ini yang hadir sekitar 50 ribu maka lebih banyak dari jumlah malam hari ini. Diantara khutbah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa khutbah beliau di Mina, dan dalam riwayat lain di Arafah. Khutbah beliau panjang dan diantaranya adalah :
لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
" Janganlah kalian kembali kepada kekufuran setelah aku wafat, dengan saling membunuh satu sama lain "
Ada beberapa penafsiran tentang hadits ini, diantaranya ada pendapat yang mengatakan bahwa orang yang saling membunuh hukumnya kufur dengan dalil hadits tadi. Namun pendapat yang lebih kuat bahwa membunuh tidak sampai kepada kekufuran akan tetapi termasuk dosa yang sangat besar. Namun makna yang jelas tentang hadits ini adalah bahwa Rasulullah memberikan wasiat kepada kita untuk bersatu dan tidak berpecah belah, berbeda pendapat diperbolehkan namun jangan sampai saling membunuh atau memerangi satu sama lain, itulah yang dimaksud dalam khutbah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan di dalam salah satu khutbah beliau yang membuat jerit tangis para sahabat adalah :
لَعَلِّي لَا أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِيْ هَذَا وَمِنْ مَقَامِيْ هَذَا
"Sepertinya aku tidak bertemu kalian lagi setelah tahun ini dan di tempat ini"
Salah satu khutbah beliau Shallallahu 'alaihi wasallam di saat haji wada', diriwayatkan dalam salah satu sunan imam Tirmidzi, dan Sunan Baihaqi Al Kubraa, dan dalam Tarikh Ibn Katsir, beliau berkata di hadapan para sahabat : "wahai para sahabatku, tampaknya aku tidak akan berjumpa dengan kalian setelah tahun ini dan di tempat ini", maksudnya tidak akan ada lagi ibadah haji beliau setelah hari itu. Maka sepulang dari haji wada', kondisi Rasulullah mulai drop, hal itu terjadi di tahun 10 H, lalu di bulan Rabi'ul Awal wafatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 3 bulan setelah khutbah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat. Wafatnya beliau shallallahu 'alaihi wasallam membangkitkan semangat muslimin di barat dan timur untuk meneruskan cita-citanya, Allah subahanahu wata'ala melihat jiwa hamba-hamba-Nya yang mau meneruskan cita-cita nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, semoga aku dan kalian termasuk penerus cita-cita nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Saat khutbah beliau di Arafah atau di Mina, ketika beliau mengucapkan:"Sepertinya aku tidak akan lagi berjumpa dengan kalian setelah tahun ini dan di tempat ini",dimana hal itu terjadi pada 14 abad yang silam, betapa gembiranya hati sayydina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam setelah 14 abad beliau wafat, ada ummatnya yang berkumpul dan berdzikir, membaca shalawat, dan meneruskan dakwah beliau. Para kaum Anshar rela mengorbankan nyawanya untuk menggembirakan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Sirah ibn Hisyam bahwa kaumu Anshar kemanpun Rasulullah pergi mereka selalu ikut, beliau shallallahu 'alaihi wasalla naik ke atas gunung maka mereka ikut, beliau masuk ke dasar lautan maka mereka pun akan ikut, dan tidak satupun dari mereka (Anshar) yang akan tersisa, barangkali dengan hal itu mereka bisa membuat gembira Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, itulah kaum Anshar. Bagaimana balasan Nabi Muhammad terhadap kaum Anshar?, di saat Fath Makkah maka nabi pulang ke Makkah, dan kaum Anshar bersedih karena menganggap nabi telah pulang ke kampung halamannya, dan mereka (kaum Anshar) pulang ke Madinah, mereka merasa kehilangan nabi Muhammad yang telah 10 tahun hidup bersama mereka, maka rasulullah bersabda :
كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ
” Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama kalian “
Rasulullah berkata, jika kaum Anshar naik ke suatu bukit maka Rasulullah akan bersama mereka, dan jika bukan karena ada takdir hijrah kata rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sungguh aku adalah termasuk dalam kelompok Anshar, kenapa? karena Rasulullah tidak mau berpisah dengan orang yang mencintai beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Kaum Anshar mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hidup bersama mereka hingga wafat bersama mereka dan dimakamkan di Madinah Al Munawwarah. Semoga Jakarta ini menjadi kota orang yang banyak mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, begitu juga wilayah-wilayah yang lainnya, amin allahumma amin. Diriwayatkan disaat qurban, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa 100 ekor onta, 63 ekor disembelih oleh Rasulullah dan sisanya diserahkan kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw untuk beliau melanjutkan penyembelihannya. 63 ekor yang disembelih oleh Rasulullah, hal itu menandakan usia beliau 63 tahun. Hanya saja ada satu hal yang aneh, sebagaimana onta dan hewan sembelihan yang lainnya tidak boleh melihat darah, oleh karena itu ketika penyembelihan pasti ditutupi, karena jika melihat darah maka hewan itu akan mengamuk, namun ketika Rasulullah memberi minum onta-onta itu kemudian mengumpulkannya untuk disembelih, maka sahabat berkata : "wahai Rasulullah, kita tutupi menggunakan tabir supaya darah tidak terlihat oleh onta yang lain", maka Rasulullah berkata:"jangan ditutupi biarkan onta yang lain melihatnya", sahabat berkata : "wahai Rasulullah mereka akan mengamuk jika melihat darah", namun rasulullah kemudian memegang pedang kecilnya untuk menyembelih, maka onta-onta itupun berdesakan untuk disembelih oleh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, mereka tidak mengamuk dan lari bahkan mereka berdesakan menjulurkan lehernya untuk lebih dahulu disembelih oleh tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jika onta saja seperti itu, jangan mau kalah sama onta maka bangkitlah untuk membantu dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Kita berdzikir bersama, dan mengirimkan keagungan rahasia dzikir khususnya di pulau Jawa dan seluruh wilayah di Indonesia, untuk gunung-gunung yang sedang aktif agar ditenangkan oleh Allah dengan keagungan dzikir. Wahai Allah, mereka penuh dosa namun mereka adalah hamba-hamba-Mu yang tidak mengetahui, dan kami ingat doa nabi kami :
اَللّهُمَّ اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
"Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui"
Wahai Allah jika mereka tau keagungan-Mu maka mereka tidak akan menyembah selain-Mu, doa ini dipakai sebagai benteng untuk mendoakan keselamatan mereka, Ketika perang Rasulullah terkena panah baja di tulang rahangnya sehingga mengalirlah darah dari rahang beliau, Rasulullah menutupi darah yang keluar dengan rida'nya agar tidak jatuh ke tanah, maka para sahabat berkata: "wahai Rasulullah biarkan darahnya mengalir, dan kami akan mencabut panah itu dari rahangmu",Rasulullah tidak mempedulikan sakit dan pedihnya panah yang menembus tulang rahang beliau , beliau menutupi darah dengan surbannya agar tidak jatuh ke tanah dan berkata : "aku tidak ingin jika ada darahku jatuh ke tanah, karena jika ada setetes saja darahku yang terjatuh ke tanah, maka Allah akan turunkan bala' untuk orang yang memerangiku", inilah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Inilah dalil kita untuk mendoakan mereka, yang walaupun barangkali mereka telah banyak berbuat dosa, wahai Rabbi…kami hanya memanut sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka kita bermunajat untuk bumi Jakarta dan sekitarnya, Bogor, Tangerang, Bekasi dan wilayah-wilayah lainnya. Ya Allah, tenangkan gunung-gunung berapi yang kesemuanya takut dengan kewibawaan nama-Mu, kami kirimkan kepada mereka rasahia keluhuran kewibawaan nama-Mu yang jauh lebih berwibawa daripada alam semesta beserta seisinya, dan kami berdoa semoga Engkau ampuni dosa-dosa kami, sebesar apapun dosa-dosa kami, sungguh bagaikan debu dibanding dengan rahasia samudera pengampunan-Mu, dan sebesar apapun hajat kami tidalah berarti dibanding dengan samudera kedermawanan-Mu, Ya Rabbi…hajat-hajat kami yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, hajat kami di saat ini dan di waktu yang akan datang, berilah lebih dari yang kami minta, tambahkan anugerah yang besar kepada kami zhair dan bathin, kuatkan iman kami untuk selalu mampu taat kepada-Mu, sungguh kami sangat lemah dalam menjalankan perintah-Mu dan kami pun lemah dalam menjauhi larangan-Mu, maka berilah kami kekuatan. Kepada siapa kami memohon jika bukan kepada-Mu wahai Yang Maha mendengar dan Maha melihat, Allah Maha melihat semua yang hadir di tempat ini, yang menyaksikan acara ini di streaming website Majelis Rasulullah di seluruh penjuru dunia. Rabbi, Engkau melihat wajah-wajah kami dan perasaan kami semua, pastikan kami wafat dalam husnul khatimah, pastikan kami Engkau limpahi rahmat-Mu di dunia dan akhirah, pastikan kami Engkau anugerahi mahabbah-Mu. Dan semoga diantara kami yang terjebak hutang, atau dalam kesedihan, segera selesaikan dan gantikan dengan ketenangan dan kebahagiaan, tunjukkan rahasia kewibawaan nama-Mu wahai Rabbi, ya rahman ya rahim ya dzal jalali wal ikram…

Adilnya Syariat Islam kpd Siapa saja...

Ketika baju besi Ali bin Abi Thalib ra dicuri oleh seorang Yahudi, maka Ali kw mengadu kepada Umar bin Khattab ra sebagai Khalifah saat itu, maka Umar ra tahu betul bahwa Ali kw tak mungkin berdusta, namun hukum syariah mesti ditegakkan, maka Umar ra bertanya mana saksi kalian?, Yahudi membawa dua orang saksi, dan Ali kw membawa kedua putranya hasan dan husein sebagai saksi, maka Umar ra tertunduk malu seraya berkata : “maaf wahai Ali, anak tidak bisa dijadikan saksi mata”, maka Ali kw berkata : “apakah kau tolak kesaksian cucu Rasulullah saw?”, maka Umar ra tertunduk seraya berkata : “hukum syariah mengatakan bahwa baju besi ini milik yahudi”, maka Ali kw menerima keputusan dan pergi, maka menangislah sang yahudi seraya berkata : “belum pernah kutemukan hukum agama yg membela keadilan pada orang yg lain agamanya dengan mengalahkan kesaksian cucu nabi mereka, maka saksikanlah, aku masuk islam!”. (Sirah Ali bin Abi Thalib kw).


Sungguh Sempurna Syariah ini

Minggu, 14 November 2010

Puasa Sunnah Dzulhijjah

Assalamu'alaikum. 

Hujjatul Islam Al imam Nawawi menukil riwayat shahih bahwa Rasul saw memperbanyak puasa di bulan haram, yaitu dzulqaidah, dzulhijjah, muharram, dan Rajab. maka pastilah agung kemuliaannya,karena Rasul saw memperbanyak puasa pada 4 bulan tsb.

Puasa Dzulhijjah dimulai tanggal 1-9 Dzulhijjah, demikian dalam kitab Anwarulmuhammadiyy hal 550, dan terutama puasa pd hari arafah (9 Dzulhijjah), karena telah diriwayatkan pd Shahih Bukhari dan Muslim.

Allahu a'lam,wassalam.

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Ringkasan Tausyiah Habibana Munzir al Musawa)

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah menghadirkan kita di majelis agung bersama Cahaya Keagungan Allah Swt bersama Nurrussamawati Wal Ardh (Allah Swt), Maha Raja yang Menerangi langit dan bumi, Yang Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan ketenangan, dengan kebahagiaan, dengan kesejukan, dengan kebahagiaan (sa’adah) dunia dan akhirat.

Sampailah kita di malam yang agung ini, di salah satu dari malam malam mulia (10 malam Dzulhijjah). 10 malam Dzulhijjah sebagaimana disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw, diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari “mal ‘amal min ayyaamin afdhal minha fii hadhih” (tidak ada satu amal yang lebih mulia dan luhur daripada malam malam di sepuluh malam Dzulhijah dan di hari hari mulia mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah).

Inilah malam malam yang agung dan hari hari yang suci, yang Allah Swt sedemikian banyak mengangkat derajat hamba hamba Nya di muka bumi. Rahmat Nya (Allah Swt) yang terus berlimpah, dilipatgandakan di hari hari mulia di 10 hari suci Dzulhijjah (mulai tanggal 1 hingga tanggal 10 Dzulhijjah). Oleh sebab itu para muhadditsin menjelaskan daripada makna hadits Rasul saw, yang mengatakan bahwa setiap amal amal umat ini dikalikan 10X. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari “amal amal umat ini dilipatgandakan 10X lipat sampai 700X lipat”. Dan para muhaddits menjelaskan masing masing waktu punya waktu dilipatgandakannya amal yang lebih besar diantaranya waktu waktu yang afdhol di 10 hari bulan Dzulhijjah dan juga di hari hari Ramadhan, Di hari hari inilah Allah Swt melipatgandakan amal amal umat ini 700X lipat.

Mereka yang menghadiri majelis mulia, majelis dzikir dan majelis taklim kalikan pahala kehadiran 700X majelis. Mereka yang berdoa kepada Allah disaat saat ini dihitung 700X berdoa. Mereka yang beribadah dengan fardhu dan sunnah dikalikan 700X lipat, Inilah hari hari suci dan hari hari yang agung bagi hamba hamba Allah yang mengenal anugerah Allah, yang memahami tuntunan tuntunan terluhur dari semua tuntunan, bimbingan Sayyidina Muhammad Saw.

Inilah malam malam suci yang luhur, Inilah hari hari yang indah mulai tanggal 1 hingga 10 Dzulhijjah, Disunnahkah berpuasa dari tanggal 1 hingga tanggal 9 Dzulhijjah dan puncaknya di hari Arafah, sebagaimana riwayat banyak hadits diantaranya Musnad Imam Ahmad dan juga Imam Tirmidzi dan lainnya “barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah diampuni dosanya setahun yang terdahulu dan setahun yang akan datang”. Kita menemukan banyak hadits tentang kehebatan amal dan pengampunan Allah, tapi belum pernah saya tahu ada hadits amal yang bisa menghapus dosa yang lalu dan yang akan dating, Kalau dosa yang lalu banyak kita temukan hadits tapi kalau dosa yang akan datang dimaafkan juga Allah Swt, inilah Rahasia Kemuliaan Puasa Arafah. 1 hari (arafah) itu mulia hadirin hadirat, ampunan Allah untuk 1 tahun lalu dan 1 tahun yang akan datang. Barangkali muncul seseorang berkata dalam hatinya “kalau begitu enak dong bermaksiat bisa sampai setahun yang akan datang diampuni”. Hadirin, orang yang berikhlas puasa di hari Arafah dengan niat Lillah (karena Allah Swt), Allah akan sucikan hari harinya sepanjang tahun yang akan datang hingga tidaklah ia terjebak ke dalam dosa terkecuali ia taubat kepada Allah Swt.

Inilah kemuliaan hari hari mulia Dzulhijjah. Dan pula tentunya Allah Swt muliakan mereka mereka yang berangkat menuju haji dan umrah. Dengan kemuliaan sebagai tamu tamu Rabbul Alamin. Beruntung yang berangkat dan beruntung mereka yang mendoakan bagi mereka yang berangkat. Karena tiadalah seseorang berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan terkecuali Allah wakilkan Malaikat berkata “amin walaka mitsluh”, demikian dikatakan para malaikat. Kalau seseorang mendoakan orang lain dengan kebaikan, Malaikat menjawab “amin walakan mitsluhu”. Kalau kita mendoakan “Rabbiy ampuni semua mereka yang hadir di padang Arafah,Malaikat menjawab “amin dan untukmu pengampunan Arafah”. Kalau kita mendoakan “Rabbiy muliakan semua tamu Mu di medan haji dan umrah dengan Haji Mabrur, kau mendapatkan sedemikian banyak kemuliaannya”. Dengan jiwa yang perduli terhadap kebaikan dan kemaslahatan saudaranya muslimin.

Kita bermunajat kepada Allah demi kemuliaan 10 malam Dzulhijjah, semoga Allah Swt mengangkat derajat kita setinggi tingginya, Ya Rahman telah Kau jadikan setiap ibadah di hari hari Dzulhijjah ini Kau lipatgandakan 700X lipat ibadah kami dan Rabbiy kami berdoa di malam ini dilipatgandakan 700X lipat dari doa doa kami, ampuni dosa ayah bunda kami, bagi mereka yang masih hidup limpahi keberkahan dalam hidupnya, ayah bunda kami yang telah wafat muliakan arwah mereka bersama muqarrabin. Ya Rahman muliakanlah ayahbunda kami dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan, Rabbiy kami mengadukan keadaan kami, segala kesulitan kami, segala hambatan kami, segala hajat kami yang masih belum terkabul hingga malam ini maka jangan sisakan 1 hajat pun dari kami semua terkecuali Kau kabulkan. 

Amiin Allahumma Amiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Minggu, 07 November 2010

Allah swt Tidak Akan Mengecewakan Rasulullah saw. (Bagian 1)

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa 
Sunday, 07 November 2010
Allah swt Tidak Akan Mengecewakan Rasulullah saw
Senin, 01 November 2010


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّيْ رَسُولُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Sungguh Aku Rasulullah, dan Allah swt tidak akan mengecewakanku selama lamanya” (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الطَّيِّبَةِ الطَّاهِرَةِ...

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan keluhuran sepanjang waktu dan zaman kepada hamba-hamba yang telah menyiapkan sanubari dan dirinya untuk dilimpahi keluhuran. Keluhuran yang Allah limpahkan itu datang dengan kedatangan para nabi dan rasul sampai pada akhir pembawa keluhuran terluhur, nabi yang paling luhur dan menjadi terluhurkan semua pengikut beliau, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Pemimpin hamba yang menuntun kepada keluhuran hingga terluhurkanlah jiwa dari gelapnya kehinaan menuju puncak-puncak keluhuran, dari jurang-jurang dosa menuju puncak-puncak kesucian, dari jurang-jurang kemurkaan Allah menuju puncak-puncak keridhaan Allah, dari samudera kesalahan menuju samudera pengampunan dari Maha Raja langit dan bumi Yang tiada berhenti memandang setiap hamba-Nya, dan memelihara hamba-Nya sejak mereka masih di alam rahim bahkan sebelum mereka di alam rahim hingga mereka hidup di muka bumi dan kemudian wafat, sungguh tidak ada yang selalu bersamamu kecuali Allah subhanahu wata'ala. Dia selalu bersamamu disaat engkau berada di alam ruh, kemudian engkau di alam rahim lalu di alam dunia, hingga engkau di alam barzakh. Dialah Allah Yang selalu bersama kita di setiap detik dan kejap, tidak sedetik atau sekejap pun engkau lepas dari kebersamaan Allah, sebagaimana firman-Nya:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

(الحديد: 4)

"Dan Dia (Allah) bersama kamu di mana saja kamu berada, dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan" (QS. Al Hadid: 4)

Sang Maha Luhur selalu bersama kita dan bagaimana dengan diri kita, bagaimana dengan sanubari kita, berapa detik sanubari kita bersama Allah, dalam usia kita yang telah lewat berapa detik kerinduan kita kepada Allah, berapa banyak hal yang kita ingat selain Allah, berapa banyak kita mengingat Allah, berapa banyak kita tidak mengingat Allah, berapa banyak kalimat yang kita ucapkan dari nama selain Allah, manakah yang lebih banyak kita ucapkan, nama Allah ataukah nama makhluk-Nya?, ucapan yang diridhai Allah ataukah yang dimurkai-Nya?, ucapan yang mulia di sisi Allah ataukah yang tiada berarti di sisi-Nya?. 

Hadirin hadirta, semua ini memanggil kita untuk semakin dekat kepada Yang Maha memaafkan, memanggil kita dan mengingatkan kita untuk mendekat kepada Yang Maha mengubah segala kejadian. Ingatlah di hari esokmu, Sang Maha pengatur tetap akan mengatur. Musibah dan kenikmatan berada dalam satu genggaman tunggal, berapa ribu musibah yang masih akan datang kepadamu dan berapa ribu kenikmatan yang akan datang kepadamu di masa mendatang, Sang Maha melihat sedang melihatmu dan akan terus melihatmu, barangkali hingga detik ini ada segelintir detik dalam sanubarimu menangis ingin dekat kepada Allah, maka Allah angkat ribuan musibah sebelum engkau ketahui dan engkau dilimpahi rahmat dan beribu kenikmatan tanpa engkau sadari. 

Hadirin hadirat, Sang Maha mengatur akan tetap mengatur, Sang Maha mementukan akan tetap menentukan, Sang Maha memudahkan mampu melimpahkan kemudahan, Sang Maha memberi cobaan mampu memberi cobaan dan mampu menggantikannya dengan kenikmatan. Di bulan yang luhur ini kita mengingat kejadian agung, yaitu perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada bulan Dzulqa'dah tahun 6 H. Sebagaimana dalam riwayat Shahih Al Bukhari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari Madinah Al Munawwarah bersama 1400 kaum muslimin menuju Makkah untuk melakukan ibadah umrah dan bukan untuk maksud peperangan dan kekerasan dengan senjata, tetapi mereka membawa hewan ternak untuk disembelih sebagai hewan kurban, maka terdengar kabar oleh kaum kuffar quraisy bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuju Makkah bersama 1400 kaum muslimin untuk melakukan ibadah di Makkah. 

Maka kaum Quraisy mengirim seorang utusan (Urwah) untuk datang kepada Rasulullah dan menanyakan maksud kedatangan beliau ke Makkah. Maka Rasulullah menjawa : "bukankah kalian saudara kami, dan aku datang bersama kaum muslimin dengan kedamaian bukan untuk perang, lihatlah pakaian kami, lihatlah yang kami bawa adalah hewan-hewan ternak yang akan kami sembelih disana, apakah kalian melihat kami membawa senjata?", dan setiap kali rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbicara maka Urwah memegang jenggot rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka marahlah sayyidina Mughirah Ra melihat hal itu kemudian ia memukulkan pedangnya yang masih tertutup dengan sarungnya ke tangan Urwah ketika akan menyentuh jenggot Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bekata: "jangan kau sentuh lagi jenggot rasulullah, bersopan santunlah dihadapan rasulullah dan katakan saja apa maumu?" , namun rasulullah tetap sabar dan tenang, sedangkan Urwah masih terdiam. Sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Urwah berkata : "Aku telah pergi ke kerajann Romawi dan aku melihat semua rakyat memuliakan kaisar Romawi, aku melihat rakyat memuliakan kaisar Kisra, dan pengagungan rakyat kepada raja Habasyah, namun tidak pernah kumelihat pengagungan rakyat kepada pemimpinnya seperti pengagungan para sahabat kepada Muhammad, dan banyak diantara mereka tidak mengangkat kepala untuk memandang wajah nabi Muhmmad karena memuliakan beliau".

Diriwayatkan pula ketika rasulullah telah wafat ada seseorang bertanya kepada salah seorang sahabat dan dia ingin mengetahui bentuk wajah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka sahabat itu berkata: "sejak aku masuk Islam dan aku mengenal Rasulullah, sungguh aku tidak pernah berani memandang wajah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", karena memuliakan beliau. Dan Urwah melihat lagi keadaan para sahabat dan berkata : " tidaklah nabi Muhammad membuang air liurnya kecuali telah berada di tangan sahabat lalu diusapkan ke wajah para sahabat". Air liur dan keringat beliau shallallahu 'alaihi wasallam lebih wangi dari segala wewangian yang ada di langit dan bumi, demikian ciptaan Allah yang terindah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. 

Diriwayatkan pula bahwa setelah Rasulullah selesai berwudhu, maka para sahabat berebutan untuk mengambil bekas air wudhu sang nabi kemudian mengusapkan ke wajah dan tubuh mereka, dan yang tidak kebagian air itu maka ia mengambil bekas air yang telah diusapkan ke tubuh temannya, kemudian diusapkan ke wajahnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang syirik, namun hal ini adalah cinta para sahabat kepada rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Perbuatan para sahabat rasulullah yang saat ini telah dianggap sebagai sesuatu yang syirik, sungguh hal itu sama sekali tidak dilarang oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, untuk mengambil barakah dari orang-orang shalih khususnya orang yang tershalih, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. 

Allah swt Tidak Akan Mengecewakan Rasulullah saw. (Bagian 2)

Maka setelah Urwah melihat keadaan seperti itu, dia merasa kecewa dan kembali ke Makkah dia berkata: "kaum muslimin datang dengan damai dan yang mereka bawa hanyalah hewan-hewan ternak yang akan disembelih untuk kurban, tidak membawa senjata untuk berperang, namun jika kita (kaum quraisy) perangi mereka, maka kita akan dikalahkan karena aku melihat bahwa para sahabat sangat mengagungkan nabi Muhammad melebihi pengagungan rakyat kepada kaisar romawi, melebihi pengagungan rakyat kepada raja Habasyi, melebihi penggungan rakyat kepada kaisar Kisra". 

Maka kuffar quraisy mengirim utusan yang lain dan dikirimlah Suhail untuk menahan Rasulullah dan kaum muslimin untuk tidak masuk ke Makkah, maka Suhail membuat perjanjian dengan Rasulullah untuk tidak masuk ke Makkah saat itu namun di tahun yang akan datang, dan sayyidina bin Abi thalib yang menulisnya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa ketika rasulullah memerintahakan sayyidina Ali untuk menulis "Bismillahirrahmanirrahim", maka Suhail berkata: "jangan tulis Ar Rahman Ar Rahim, tetapi tulis Bismikallahumma, karena kami tidak mengenal Ar Rahman Ar Rahim", maka kaum muslimin riuh dan berkata: "mengapa nama Allah dilarang untuk ditulis, tetap tulis nama Allah, jangan hirausakan perkataan kaum quraisy", berkatalah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "jangan tulis bismillahirrahmanirrahim, tulis bismikallahumma seperti yang mereka mau". Namun sebenarnya sama-sama menyebut nama Allah juga karena orang qurays juga menyembah Allah, namun mereka mempunyai tuhan lain selain Allah. Kemudian rasulullah rasulullah berkata kepada sayyidina Ali : "tulislah, "dari Muhammad rasulullah", maka Suhail berkata : "jangan tulis Rasulullah, jika kami mengakui engkau rasulullah maka kami tidak akan melarang kalian untuk masuk ke Makkah", maka orang muslimin pun kembali riuh dan tidak mau jika nama Rasulullah dihapus. Rasulullah diam kemudian berkata :

وَاللهِ إِنِّي لَرَسُولُ اللهِ وَلَوْ كَذَّبْتُمُوْنِيْ

" Demi Allah, sungguh aku adalah rasulullah meskipun kalian mendustaiku "

Lalu beliau berkata kepada sayyidina Ali : "tulislah dari Muhammad bin Abdillah", maka sayyidina Ali tidak mampu untuk menghapus kalimat Rasulullah dan tangannya pun gemetar, maka rasulullah yang menghapusnya sendiri. Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari, Suhail berkata : "jika ada diantara kami yang mau masuk Islam maka harus dengan seizin kami, dan jika kami tidak mengizinkan maka harus kalian kembalikan kepada kami, namun jika ada diantara kalian yang mau masuk ke agama kami dan kembali ke Makkah maka tidak boleh kalian larang". Rasulullah masih diam dan belum menjawab ucapan Suhail, para sahabat mulai riuh dan tidak setuju dengan ucapan Suhail. Maka rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam, dan belum selesai rasulullah berbicara, datanglah sayyidina Jandal Bin Suhail dalam keadaan tangan yang terikat, dimana ia ingin masuk Islam namun ditangkap oleh kuffar quraiys, maka ia berkata: "wahai Rasulullah, apakah engkau setujui perjanjian itu, berarti aku harus kembali lagi kepada kaum quraisy, aku datang kesini untuk masuk Islam wahai Rasulullah", maka Suhail berkata: " dalam perjanjian yang pertama ini, dia adalah orang pertama yang harus dikembalikan lagi ke Makkah, dan kami akan membawanya kembali ke Makkah", maka berkatalah Jandal bin Suhail: "wahai Rasulullah jika aku dikembalikan lagi kepada orang quraisy maka aku akan dibantai lebih dari pedihnya siksaan yang telah aku rasakan", maka kaum muslimin pun riuh dan berkata: "wahai Rasulullah bagaimana kita menghalangi orang yang hendak masuk Islam dan menyuruhnya untuk kembali lagi kepada kuffar quraisy?", namun rasulullah tetap menyetujui perjanjian itu kemudian beliau menandatanganinya. 

Maka para sahabat mundur dan bingung, ada yang kecewa dan risau, dan tidak tau harus berbuat apa. Di saat itu berdirilah sayyidina Umar bin Khattab dan berkata : "wahai Rasulullah bukankah engkau benar-benar nabiyullah dan utusan Allah?", tentunya sayyidina Umar bukan ragu dengan kenabian beliau namun beliau hanya ingin mendapatkan jawaban yang jelas agar kaum muslimin menang, maka rasulullah berkata : " balaa (betul) ", sayyidina Umar kembali berkata : "bukankah kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan?" , rasulullah berkata : "betul", lalu sayyidina Umar berkata : "lantas mengapa kita menghinakan diri kita kepada musuh-musuh kita yang sudah jelas-jelas mereka salah?!", maka rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:

إِنِّيْ رَسُولُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا

" Sesungguhnya aku adalah rasulullah dan Allah tidak akan mengecewakanku"

Maka sayyidina Umar terdiam tidak lagi bisa menjawab perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian sayyidina Umar datang kepada sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan menceritakan kejadian tadi dan menyampaikan kepada Abu Bakar bahwa rasulullah berkata:

إِنِّيْ رَسُولُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدً

maka sayyidina Abu Bakr berkata: "betul, nabi Muhammad adalah utusan Allah dan Allah tidak akan mengecewakan beliau", sayyidina Umar pun terdiam. Maka tidak lama kemudian turunlah firman Allah :

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

( الفتح:10 )

" Sesungguhnya orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad), sesungguhnya mereka hanya berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan-tangan mereka , maka barangsiapa melanggar janji, maka seseungguhnya ia melanggar atas janjinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Dia akan memberinya pahala yang besar " ( QS. Al Fath: 10 )

Semua kaum muslimin saat itu bersumpah bersama rasulullah di dalam perjanjian Hudaibiyah, lalu Allah subhanahu wata'ala berfirman bahwa mereka yang bersumpah setia kepada rasulullah sungguh mereka telah bersumpah setia kepada Allah. Allah subhanahu wata'ala ada dalam sumpah setia mereka.